Search This Blog

Tuesday 4 February 2020

2/04/2020

Kritik Arsitektur: Perpustakaan Gunadarma

Nama          : Putri Bagusningtias
NPM           : 25316841
Kelas           : 4 TB 02
Mata Kuliah: Kritik Arsitektur
Dosen          : Raziq Hasan

Image result for perpustakaan h gunadarma"

Perpustakaan Gunadarma berada di lantai 5 di dalam Kampus H yang berlokasi tepatnya di Jalan Akses UI, Pasir Gn. Sel., Kec. Cimanggis, Kota Depok. Perpustakaan ini memiliki nuansa coklat yang memberikan kesan kehangatan, keamanan dan kenyamanan. Perpustakaan ini memiliki berbagai macam jenis buku untuk berbagai macam jurusan. Perpustakaan ini terdiri dari area loker, reseptionist, area rak buku, ruang baca atau area belajar dan ruang diskusi.

Perpustakaan ini memiliki jam buka pada pukul 09:00 dan jam tutup pada pukul 15:00 pada hari Senin hingga Jumat dan jam tutup pada pukul 12:00 pada hari Sabtu. Perpustakaan Gunadarma tidak buka pada hari Minggu. Perpustakaan ini memiliki jam istirahat yaitu pukul 12:00 hingga pukul 13:00, jadi mahasiswa yang berada di dalam perpustakaan memiliki pilihan untuk keluar saat jam tersebut atau tetap berada di dalam perpustakaan namun tidak bisa keluar karena perpustakaan akan terkunci hingga pukul 13:00.

Banyak mahasiswa Gunadarma yang mengunjungi perpustakaan ini untuk meminjam buku, membaca buku, mengerjakan tugas sendiri maupun kerja kelompok. Hal ini dikarenakan perpustakaan ini dapat memberikan fasilitas serta suasana yang nyaman untuk kegiatan- kegiatan tersebut. Saat mahasiswa bosan atau jenuh belajar dan mengerjakan tugas di rumah dan ingin mengganti suasana, perpustakaan H adalah tempat yang tepat.

Saya dan teman-teman saya sesekali bertemu di perpustakaan untuk mengerjakan tugas bersama. Kami meminjam ruang diskusi yang terdiri dari dari satu meja dan delapan kursi. Syarat meminjam ruang diskusi adalah harus terkumpul minimal 4 orang mahasiswa dan memberikan kartu mahasiswa maupun ktp kepada pihak pengurus. Di ruangan ini kami memiliki kebebasan untuk menggunakan papan tulis serta stop kontak yang ada di ruangan tersebut. Ruang tersebut memiliki jendela yang lebar dengan pemndangan yang cukup indah. Sesekali saya dan teman-teman melihat pemandangan pesawat take off di langit yang dapat sedikit menghibur kami dari lelahnya mengerjakan tugas.

Ruang diskusi ini merupakan ruangan favorit saya dan teman-teman saya karena ruangan ini memberikan privasi kepada kita dalam berdiskusi. Fasilitas yang ada di dalamnya serta pemandangan yang indah membuat kami merasa sangat nyaman berada di ruang diskusi ini. Namun hanya terdapat 4 ruang diskusi di perpustakaan Gunadarma, sehingga jika ruang tersebut sudah terpakai semua kami tidak bisa meminjamnya dan harus menunggu hingga pengguna ruangan tersebut selesai menggunakannya. Tetapi ruang baca yang ada di perpustakaan Gunadarma tidak kalah nyamannya dengan ruang diskusi, hanya saja kami tidak memiliki privasi saat mengerjakan tugas di sana dan harus menghargai orang lain yang sedang membaca maupun mengerjakan tugas.
2/04/2020

Kritik Arsitektur: Kritik Rumah Tinggal

Nama            : Putri Bagusningtias
NPM             : 25316841
Kelas            : 4TB02
Mata Kuliah : Kritik Arsitektur
Dosen           : Raziq Hasan


Rumah Cibubur, itulah nama yang dipakai oleh orang tua saya untuk menyebut rumah tinggal yang saya tempati saat ini. Rumah Cibubur yang memiliki dua lantai ini terdiri dari garasi, teras depan, ruang tamu, ruang keluarga, dapur yang digabung dengan ruang makan, 3 kamar mandi dan 3 kamar tidur, gudang, ruang jemuran dan balkon. 

Rumah ini dibeli oleh orang tua saya pada tahun 2007, namun hanya pada tahun itulah hingga tahun 2011 awal kami tinggal bersama sebagai keluarga yang lengkap terdiri dari seorang ayah, ibu, dan 4 orang anaknya. Setelah itu rumah ini tidak pernah ditinggali oleh seluruh anggota keluarga secara bersamaan. Bahkan rumah ini pernah dibiarkan kosong tak terawat selama 3 tahun lamanya. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan ayah saya yang mengharuskan kita pindah tempat tinggal setiap 3 tahun.

Namun, saya hanya akan menceritakan sedikit tentang pengalaman saya tinggal di rumah ini selama 2 tahun terakhir. Sudah hampir 2 tahun saya menempati rumah ini seorang diri. Banyak permasalahan yang terjadi di rumah ini, suka dan duka sudah saya alami baik saat tinggal seorang diri maupun saat saya tinggal bersama keluarga pada saat kecil dulu. Dari permasalahan kecil seperti masalah AC, listrik, air, kebisingan, hingga permasalahan besar seperti terganggunya akses keluar-masuk kendaraan yang disebabkan oleh warga yang parkir sembarangan dan hajatan yang berada tepat di depan rumah serta saat rumah ini disalah-gunakan oleh pihak-pihak tertentu.

Rumah Cibubur berlokasi di tempat yang cukup strategis, di jalan yang ramai dan selalu dilewati oleh manusia maupun kendaraan. Dekat dengan sekolah, kampus, rumah sakit, berbagai macam toko, tempat makan yang buka 24 jam serta berada di daratan tinggi sehingga tidak pernah menimbulkan  masalah kebanjiran. Namun, kata "strategis" yang saya gunakan lebih mengacu pada penggunaan bangunan komersil dan bukan untuk bangunan hunian. Sebab, sering sekali saya terganggu oleh kebisingan yang tinggi dan non stop serta penumpukan debu di dalam rumah yang terjadi sangat cepat sehingga mengharuskan saya untuk sering-sering membersihkan rumah dari debu tersebut. Melelahkan!

Eksterior rumah ini dipenuhi oleh cat dinding warna krem dan sedikit warna coklat pada bahan kayu, dan memiliki pagar yang terbuat dari stainless steel. Sementara interior tidak jauh berbeda, seluruh cat dan hiasan di dalam rumah berwarna krem dan coklat dengan perabotan yang didominasi oleh warna coklat. Tentu saja rumah ini tidak selalu bernuansa coklat, karena beberapa kali telah direnovasi oleh orang tua saya. Warna krem dan coklat diaplikasikan sejak tahun 2015 karena merupakan warna favorit ibu saya. Selain itu warna ini juga menimbulkan kesan hangat. Jadi memubuat siapa saja yang masuk merasa nyaman!

Rumah Cibubur ini pernah dijadikan base camp oleh teman-teman dekat saya dikarenakan rumah ini dekat dengan kampus. Saat jam kuliah berakhir di siang hari, kami berkumpul di rumah ini untuk makan bersama, masak bersama, menonton film, beristirahat serta mengerjakan tugas bersama. Saya sangat senang saat teman-teman saya datang untuk menginap maupun sekedar mengunjungi sesaat karena dapat menghilangkan sepih yang ada di rumah ini untuk sementara. Ironis, rumah yang memiliki tingkat kebisingan sangat tinggi ini merupakan rumah yang sangat sepih! 

Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya berada di rumah ini melakukan berbagai macam kegiatan. Tentu saja saya pernah berada dititik jenuh tinggal di rumah ini, namun saya selalu kembali untuk melepaskan rasa lelah dari sibuknya dunia perkuliahan dan pekerjaan di luar sana. Meskipun rumah ini memiliki banyak sekali kekurangan, namun saya sangat bersyukur karena memiliki tempat untuk beristirahat dan melakukan berbagai macam aktifitas di rumah ini.

Monday 6 May 2019

5/06/2019

Kokyo Higashi Gyoen Gard


Imperial Palace East Garden atau dalam bahasa Jepang disebut dengan Kokyo Higashi Gyoen Garden (皇居東御苑) menjadi bagian dari Tokyo Imperial Palace atau Istana Kekaisaran. Taman yang memiliki luas total 7,41 kilometer persegi ini berlokasi di 1-1 Chiyoda, Chiyodaku, Jepang.




Pintu masuk Otemon ke East Garden memiliki jarak yang pendek dengan berjalan kaki dari Stasiun Otemachi di Chiyoda, Tozai, Marunouchi, Hanzomon, dan Jalur Kereta Bawah Tanah Mita. Pintu masuk ini juga dapat dicapai dalam 10-15 menit dengan berjalan kaki dari Stasiun Tokyo.


Pintu masuk East Garden dikelilingi oleh air yang memiliki fungsi sebagai pertahanan, untuk menjaga Imperial Palace atau Istana Imperial yang ada di dalamnya.


Setiap tahun terdapat berbagai jenis bunga yang mekar di sekitar taman ini yang membuat para wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang menikmati suasana dan pemandangan yang indah.
Taman ini terlihat begitu terawat, asri dan eksotis. Konsep taman yang bernuansa Jepang terpancar dari susunan batu, jembatan dan adanya kolam mini. Pengunjung dapat menyusuri jalan setapak sembari menikmati keindahan alam sekitar.
Sikap masyarakat Jepang yang suka dengan keindahan dan kebersihan benar-benar tercermin dari taman Imperial Palace East Garden. Dataran yang  cantik dan indah tentu saja mampu memanjakan mata setiap pengunjung. Di sini juga tampak sisa-sisa bangunan peninggalan era Kekaisaran Edo yang masih bertahan sampai sekarang.


Kokyo Higashi Gyoen Garden adalah bagian dari area istana dalam dan terbuka untuk umum. Mereka adalah bekas situs lingkaran pertahanan terdalam Edo Castle, honmaru (lingkaran utama) dan ninomaru (lingkaran sekunder). Tidak ada bangunan utama yang tersisa hari ini, tetapi parit, dinding, gerbang masuk dan beberapa rumah jaga masih ada.


Kastil Edo adalah kediaman shogun Tokugawa yang memerintah Jepang dari tahun 1603 hingga 1867. Kaisar Meiji juga tinggal di sana dari tahun 1868 hingga 1888 sebelum pindah ke Istana Kekaisaran yang baru dibangun.

Halaman rumput yang luas dan fondasi yang tersisa dari bekas menara kastil dapat ditemukan di atas bukit, tempat bangunan terdalam benteng pernah berdiri. Menara kastil selesai pada 1638 sebagai menara kastil tertinggi dalam sejarah Jepang. Tetapi hanya beberapa tahun kemudian pada 1657, itu dihancurkan oleh kebakaran di seluruh kota dan belum dibangun kembali sejak itu.

Di tempat bekas bangunan istana puri di lingkaran sekunder pertahanan (ninomaru) di kaki bukit, sebuah taman gaya Jepang yang bagus telah dibuat.



Terdapat sebuah taman yang memiliki tanaman dari setiap prefektur di Jepang, beberapa contohnya adalah pohon Cryptomeria Japonica dari Miyazaki dan Rhododendron Kurume Group dari Fukuoka.




Ada juga kebun kecil yang didedikasikan untuk varietas buah-buahan yang tidak lagi dimakan hari ini, seperti kultivar buah pir, jeruk, dan prem khas Jepang.



Karena halamannya yang luas, Imperial East Gardens populer di musim semi untuk 
pesta-pesta yang menyaksikan bunga sakura.
 
Namun, udaranya sangat panas di musim panas, dan tidak selalu ada banyak pohon 
berjalan di bawah naungan ketika melintasi taman. Saat matahari terik, terdapat 
beberapa turist yang mengenakan topi dan membawa payung untuk berlindung. 


Diatas merupakan destinasi-destinasi yang dapat dikunjungi di Kokyo Higashi Gyoen Gard.

Kesimpulan:
East Garden Imperial Palace atau Kokyo Higashi Gyoen Gard merupakan tempat wisata bersejarah yang sering dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara. Taman yang begitu luas ini memiliki pemandangan yang indah saat bunga-bunga dari berbagai daerah di Jepang mekar saat musim semi.






Sumber:









Thursday 18 January 2018

1/18/2018

Ecolodge: The Black Cabin Revolution






Apa itu Ecolodge?
Ecolodge adalah suatu fasilitas penginapan/ akomodasi yang berada di kawasan yang terpelihara dan dilindungi yang direncanakan sebagai penunjang indusri ekowisata. Singkatnya, ecolodge merupakan penginapan berwawasan Ekologi. Salah satu contoh ecolodge adalah The Black Cabin Revolution.

The Black Cabin Revolution merupakan ecolodge yang beada di Mexico City, Mexico. Ecolodge yang memiliki luas sebesar 106.71m2 ini selesai dibangun pada tahun 2015 oleh tim perancangan Andres Bustamante Arrieta.


Apa Manfaat Ecolodge?

Ecolodge memiliki beberapa manfaat, diantaranya:

1. Hemat Energi
Ecolodge dapat mengurangi penggunaan energi. Biasanya ecolodge menggunakan energi yang lebih sedikit dan mengurangi konsumsi kegiatan yang menggunakan energi. Seperti mengurangi penggunaan listrik, air, dll.

2. Mengurangi kerusakan alam
Semakin berkembangnya pengetahuan dan teknologi, semakin banyak bangunan modern yang dapat merusak lingkungan. Ecolodge di desain dengan material yang ramah-lingkungan dan dapat di daur ulang sehingga dapat mengurangi kerusakan pada alam. 


Apa Tujuan Ecolodge?

Tujuan dibangunnya proyek ini adalah untuk membuat tempat tinggal yang sustainable, walaupun proyek memiliki anggaran dan waktu yang terbatas



Apa pengaruh fisik bangunan?

1. Terhadap Matahari
Bangunan menghadap kea arah timur, sehingga matahari yang di dapatkan  sangat maksimal. Jendela yang berukuran besar juga mempengaruhi masuknya cahaya matahari ke dalam bangunan, sehingga pada siang hari tidak diperlukan adanya lampu untuk menerangi ruangan.

2. Terhadap angin
Angin sejuk dapat dirasakan para penghuni lodge ini karena terdapat bukaan yang besar yang memungkinkan masuknya angina. Selain itu, bangunan ini terletak di antara pepohonan sehingga udara yang masuk akan lebih sejuk.


Vegetasi apa yang digunakan?

Proyek ini terletak di hutan Desierto de los Leones, di bagian barat Mexico City. Daerah ini dikelilingi oleh alam di dalam kota yang luas.
Di sini dapat ditemukan sejumlah pohon besar, yang memungkinkan filter visual alami menuju jalan raya dan konstruksi di dekatnya. Bangunan ini merupak area privat, terisolasi dari polusi visual dan gangguan akustik.



Bagaimana pengolahan sampah?
Pengolahan sampah yang organic dapat dilakukan dengan mengembalikannya ke alam. Sementara penggunaan sampah plastic pada bangunan ini sangat minim karena pemilik lodge menginginkan tempat tinggal yang ramah lingkungan, begitu juga gaya hidup.


Material yang dipakai?

Kerangka pada elemen vertical dan horizontal bangunan adalah struktur logam. Cara ini akan membuat bangunan sustainable karena sang arsitek percaya bahwa logam dapat di daur ulang di masa depan.

Seluruh bangunan dengan kayu alami, papan pinus hitam di dinding eksterior, dan di lantai dan langit-langit terdapat warna alami material yg dipakai.

Sistem atap hijau memiliki membran plastik yang berfungsi sebagai amplop isolasi dan waterproofing antara kayu dan tanah alami. Air yang berasal dari hujan dan jatuh di atas atap diarahkan ke medan alami sehingga mengembalikan daerah yang kita ambil dari daratan.

Untuk area lembab di kabin, seperti kamar mandi dan dapur, menggunakan batu basal untuk menutupi permukaannya. Dinding inteteriornya ditutupi panel gypsum yang dilukis putih untuk menyesuaikan biaya dan memberi dimensi visual lebih.

Semua bahan yang digunakan untuk membangun bangunan ini bisa didaur ulang, struktur metalik, kelongsong kayu dan selaput plastik untuk insulasi, semua sustainable. 

Sumber: https://www.archdaily.com/799444/the-black-cabin-revolution-architects 

Sunday 24 September 2017

9/24/2017

Green Building di Indonesia: Sequis Center



Sequis Center merupakan salah satu green building yang terdapat di Indonesia tepatnya di kawasan Niaga Terpadu atau atau central business district (CBD) Sudirman, Jakarta Selatan. Sequis Center merupakan gedung perkantoran yang sebelumnya bernama S. Widjojo Center. Gedung ini telah meraih peringkat Gold dalam sertifikasi GREENSHIP.

Perkantoran yang rampung konstruksinya pada 1980, telah menerapkan operasionalisasi gedung berbasis hijau dengan tolak ukur GREENSHIP Existing Building 1.0 dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Sejak diterapkannya operasional gedung berbasis hijau tersebut, Sequis Center berhasil mencapai penghematan penggunaan listrik hingga 28,12 persen dari baseline, dan penghematan penggunaan air hingga 28,26 persen. Hal tersebut diraih melalui berbagai upaya penyesuaian dalam memenuhi persyaratan hingga layak disebut green building.

Upaya yang dilakukan Sequis Center dalam mencapai peringkat Green Building diantaranya adalah:

1.       Efisiensi dan penghematan energy dan penghematan air yang dilakukan dengan cara mengganti perangkat yang lebih canggih, lebih efisien dan lebih ramah lingkungan seperti menggunakan lampu LED dan keran air otomatis.

2.       Siklus dan sumber daya material. Hal ini dilakukan lewat pengelolaan sampah. Di setiap lantai gedung ini, terdapat ruangan untuk membagi-bagi sampah. Jadi sampah dikategorikan berdasarkan jenisnya.

3.       Appropriate site development (pengembangan lokasi gedung).

4.       Indoor health and comfort (kenyamanan dan kesehatan dalam gedung)

5.       Building environment management (pengelolaan lingkungan gedung)

6.       Upaya edukasi dan sosialisasi kepada seluruh penghuni gedung untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam aktivitas sehari-hari melalui kampanye beyond green


Upaya lain yang dilakukan untuk mencapai peringkat Green Building yaitu dengan menghadirkan Intersite Connectivity melalui “green connector” yang menghubungkan akses lebih mudah bagi pejalan kaki menuju satu gedung ke gedung lainnya. Termasuk akses yang lebih nyaman ke sarana transportasi umum seperti stasiun MRT, yang pada akhirnya diharapkan dapat mengurangi masalah kemacetan sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dari banyaknya penggunaan kendaraan bermotor di kawasan perkotaan.

Chairperson Green Building Council Indonesia Naning Adiwoso menambahkan, penerapan konsep bangunan hijau, membutuhkan komitmen yang sangat kuat. Sequis Center merumpakan contoh kepedulian sang pemilik dan pengelola terhadap masa depan generasi Indonesia yang sehat dan ramah terhadap lingkungan.

Sequis Center termasuk gedung pertama di Indonesia yang menerapkan konsep bangunan hijau melalui penggunaan bahan GRC (Glassfiber Reinforce Cement) sebagai shading pada fasad bangunan. Keunikan bentuk shading pada fasad gedung ini juga berfungsi mengurangi interaksi langsung sinar matahari yang mendukung efisiensi penggunaan pendingin ruangan.


Tampak Luar Bangunan






Berikut merupakan denah Sequis Center. Kita dapat melihat bahwa Sequis Center berbentuk seperti perahu atau daun. Bentuk ini tidak berbentuk kotak seperti gedung pada umumnya, namun memiliki ciri khas yang unik.



Selain memiliki eksterior yang sangat menarik dan unik, Sequis Center memiliki Interior yang tidak kalah menariknya. Dengan pemilihan warna yang bervariasi, interior Sequis Center dapat memberikan kesan ceria kepada pengunjungnya. Perpaduan warna yang merupakan dominan coklat, namun terdapat campuran warna kuning, biru dan putih membuat kesan aman, nyaman dan ceria. Desain motif yang terdapat pada dinding dan mejanya sangat cocok dengan tampak luar bangunan, sehingga memiliki kesatuan yang tidak terpisahkan.









Kelompok:
1. Putri Bagusningtias
2. Husna Shadriana
3. Dinda Khairunisa

Kelas: 2TB02

Sumber:












Sunday 18 June 2017

6/18/2017

Perbedaan Kebudayaan Indonesia dengan Kebudayaan Irlandia

Nama: Putri Bagusningtias
Kelas: 1TB03
NPM: 25316841
Tugas: Ilmu Budaya Sosial

Kebudayaan Indonesia dan Kebudayaan Irlandia
Indonesia merupakan negara yang memiliki kebudayaan yang sangat kaya. Indonesia memiliki lebih dari 1000 bahasa yang digunakan di berbagai macam daerah. Selain itu banyak sekali hal-hal yang berbau tradisional yang masih digunakan hingga saat ini. Seperti makanan tradisional, pakaian tradisional, Tarian tradisional, musik tradisional (contoh: gendang dari Yogyakarta) dan masih banyak lagi. Seiring berjalannya waktu, banyak sekali budaya asing yang masuk ke Indonesia. Bahkan kadang menutupi budaya asli Indonesia, seperti budaya barat dan budaya korea yang biasa dikatakan “lagi nge-hits” oleh para remaja Indonesia. Namun, apakah anda pernah mendengar tentang budaya Irlandia? Berikut merupakan penjelasan tentang kebudayaan Irlandia.


Penduduk asli Irlandia sering disebut juga sebagai bangsa Gaelic atau Irish, hingga saat ini bahasa resmi yang dipakai di Irlandia yaitu bahasa gaelic dan bahasa inggris. Kultur yang ada di Irlandia saat ini tidak homogen, ada pencampuran budaya dari masyarakat yang heterogen. Ada interaksi budaya dari masyarakat pedesaan dan perkotaan, antara penganut agama katolik roma dan protestan, antara Irish yang berkomunikasi dengan bahasa gaelic dan Irish yang berbahasa inggris, juga antara penduduk asli dengan pendatang yang menetap di irlandia.


Hari libur nasional dan festival-festival yang diadakan setiap tahun adalah hasil dari interaksi budaya yang terjadi di Irlandia dan biasanya sangat dipengaruhi oleh agama setempat dan kepercayaan paganism kuno yang dulu dianut oleh orang-orang gaelic irlandia. Contohnya St.Stephen’s Day yang diadakan saat perayaan natal masih berlangsung pada tanggal 26 Desember tiap tahunnya. Pada hari itu, Irish biasa berkeliling dari rumah ke rumah dengan membawa beberapa peralatan dan barang yang mereka percayai dapat membebaskan roh-roh yang terperangkap di rumah mereka agar mereka bisa segera pergi ke dunia lain.

Hari libur nasional lain yang terkenal juga adalah perayaan St. Patrick’s Day pada tanggal 17 Maret untuk memperingati seorang santo yang diceritakan sebagai pelindung Irlandia. Pada hari itu, akan ada festival dan parade di jalanan di kota-kota Irlandia dan orang-orang irlandia dan keturunannya juga akan merayakan hari ini walaupun mereka tidak berada di Irlandia. Shamrock atau daun semanggi berdaun tiga sebagai simbol hari St.Patrick sehingga festival ini diwarnai dengan warna-warna hijau yang dipakai Irish saat parade di jalanan. Parade ini sering disebut sebagai The Green Parade atau Parade Hijau.


Kebudayaan suatu daerah atau bangsa juga diwarnai dengan adanya sebuah cerita rakyat yang terkenal. Di Irlandia ada sebuah cerita rakyat yang terkenal, yaitu The Leprechaun. The Leprechaun bercerita tentang peri nakal yang senang mengerjai orang dan melakukan trik-trik sihirnya, saat dia tidak sedang mengerjai orang, dia akan menghabiskan waktunya dengan membuat sepatu. The Leprachaun juga diceritakan memiliki sebuah pot berisi emas yang ada di ujung sebuah pelangi. Legenda mengatakan apabila peri tersebut tertangkap oleh manusia, maka dia akan mengabulkan tiga permintaan si penangkapnya sebagai tebusan pembebasannya.



Cerita lain adalah legenda tentang The Causeway atau The Stepping Stone yaitu sebuah objek rangkaian besar batu berbentuk segienam yang ada di pesisir Irlandia. Legenda yang bernama Fenian Cycle ini bercerita tentang seseorang yang bernama Fionn mac Cumhaill dan pengikutnya, Fianna, yang membuat sebuah jalan setapak raksasa untuk menyeberangi laut irlandia menuju Skotlandia agar kakinya tidak basah terkena air laut. Suatu hari Fionn dan Fianna bertemu musuh di perjalanan mereka saat membangun jalan setapak itu dan Fionn melemparkan segenggam tanah pulau dan melemparkannya pada musuh, tapi lemparannya meleset dan jatuh di laut irlandia. Kemudian tanah itu berubah menjadi pulau kecil bernama Isle of Man, kerikil-kerikilnya berubah menjadi Rockall, dan sebuah gua yang dinamakan Lough Neagh.




Kultur lainnya dari Irlandia yang menarik yaitu musik tradisionalnya dan juga tarian-tariannya. Tarian terkenal orang irlandia yang sering ada di festival yaitu tari Tap. Tarian ini memperlihatkan kelincahan kaki sang penari, para penari menghentakkan kakinya hingga menimbulkan rangkaian nada dari hentakan kakinya.



Keragaman budaya suatu bangsa atau negara juga dilihat dari kulinernya. Di irlandia sendiri adakuliner-kuliner khas yang tradisional dan juga modern yang menjadi salah satu aksen penting dalam kultur budaya negaranya. Para Ireland Gaelic diceritakan banyak memakan daging rusa, tapi kini Irish lebih banyak mengkonsumsi daging domba, sapi dan babi juga unggas. Sedangkan dari keluarga sayuran dan buah, mereka lebih senang mengkonsumsi kacang-kacangan dan beri-berian yang sangat banyak tumbuh di daratan Irlandia, Benih knotgrass dan goosefoot juga sering digunakan untuk membuat bubur dan juga kentang sebagai menu pokok dari makanan mereka.



Olahraga juga menjadi ciri khas budaya suatu bangsa. Irlandia pun memiliki jenis olahraga uniknya yaitu Gaelic Football. Permainan ini sudah dimainkan oleh para penduduk asli Irlandia, permainan kuno ini sama seperti American football, bedanya bola yang dipakai berbentuk bundar seperti bola kaki, tidak seperti American Football yang berbentuk elips.

Wikipedia

Search results